Bintang yang menyinari batu permata itu selalu terlihat terang benderang. Tapi sayangnya, cahaya yang dipantulkan terlalu bias, membingungkan, atau bahkan menohok. Ya, kebaikannya mungkin tidak tertuju kearah saya. Ibarat pasar saham, saya sudah menghabiskan puluhan juta rupiah hanya untuk membeli lembaran-lembaran saham yang tidak punya prospek, terus anjlok, tidak ada peningkatan, tidak menjual dan akhirnya? Turun ratingnya.
Tapi itu hanya perumpamaan waktu yang sudah cukup banyak terlewati, untuk menunggu sesuatu hal yang percuma.
Sekali lagi itu hanya kiasan belaka, jikalau selama ini sulit sekali untuk mendapatkan respon dua arah atau inisiatif dari dirinya. Ketika masa lalu itu tidak ingin berjalan bersama searah dengan kita saat ini. Ya sudahlah, biarkan begitu saja. Mungkin itu sudah takdirnya, nasib, suratan, atau entahlah saya tidak tahu dan tidak ingin berandai-andai.
Saya ingin terbebas dari khayalan, penantian, dan ketidakpastian. Bahwa, menunggu itu menjengkelkan. karena anda akan dihadapkan pada kenyataan dimana anda akan selalu melihat jam ditangan anda dan menjadi makhluk yang paling tidak sabaran. Dipenghujung dilema, seorang kawan mencoba memberikan saran kepada saya, cobalah terus menyibukkan dirimu dengan bekerja, membaca, setelah itu cerna materi bacaan tersebut di fikiran, kemudian rangkum itu dengan hati nurani dan wawasan kepandaianmu dengan goresan tinta diatas lembaran kertas yang akan menjadi bernilai tambah di masa depan.
A Time in My Life
Kamis, 23 Februari 2012
Rabu, 02 November 2011
Apa itu Kewirausahaan/Entrepreneurship?
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya (1). Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan Cantillon, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Etimologi
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.Sejarah kewirausahaan
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.Proses kewirausahaan
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.Tahap-tahap kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.Tahap mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.- Tahap mengembangkan usaha
Faktor-faktor motivasi berwirausaha
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil:- Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.
- Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
- Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
- Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
- Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
- Bertanggungjawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
- Komitmen pada berbagai pihak.
- Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dijalankan, antara lain kepada: para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
Sikap wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:- Disiplin
- Komitmen Tinggi
- Jujur
- Kreatif dan Inovatif
- Mandiri
- Realistis
Minggu, 18 April 2010
Antara Praktik Kerja Lapang dan Wisata di Kepulauan Seribu
Mungkin, kalau anda pikir Praktik Kerja Lapang (PKL) itu harus selalu serius, fokus, dan berorientasi pada tugas hasil itu sangat ada benarnya. Apalagi jika anda seorang Mahasiswa yang sebentar lagi akan lulus dengan gelar Diploma Tiga atau Ahli Madya. Praktik Kerja Lapangan serasa menjadi batu lompatan dikancah perkuliahan yang wajib anda menangkan. Bagi saya, yang terpenting kegiatan ini bisa selesai dengan memuaskan sesuai jerih payah dan pengalaman baik yang telah didapatkan dalam waktu yang tepat.
Mulai tertanggal 7 Maret 2010 saya dan dua rekan saya sudah menginjakkan kaki di Perusahaan yang bernama PT. Nuansa Ayu Karamba yang berada diatas dataran pasir laut yang sedikit direklamasi di area Kepulauan Seribu. Lebih spesifiknya, perusahaan ini diapit antara Pulau Pramuka (ibukota kabupaten), Pulau Panggang dan Pulau Karya yang letaknya berada di Kepulauan Seribu Teluk Jakarta. PT Nuansa Ayu Karamba, ini bergerak di usaha pembudidayaan ikan - ikan air laut (ikan bandeng, kerapu, bawal, kakap, kuwe, dll). Kebetulan, sekeliling perusahaan tempat kami melaksanakan PKL merupakan kawasan wisata dan Keramba Jaring Apung di tempat tersebut mendapatkan imbas positif dari kunjungan para wisatawan domestik maupun asing. Oh iya, Perusahaan ini juga punya restoran lho. Namanya ' NUSA RESTO ' yang merupakan satu - satunya resto yang berdiri di tengah hamparan laut kepulauan seribu yang luas (Wajib mampir karena makanannya enak - enak dan harga bersahabat).
Aktifitas wisata disini antara lain menyelam, snorkling, memancing, jetski, sekaligus untuk kegiatan fotografi. serta bonusnya berenang dilaut secara gratis.
PKL MABIPB44 (18/04/2010)
Langganan:
Postingan (Atom)